HMIZONE.ID - Tahun ini bahwasanya Indonesia mengadakan Pilkada serentak 2020. Setelah di keluarkannya UU Nomor 6 Tahun 2020 tentang penetapan perpu nomor 2 tahun 2020 tentang Pilkada 2020 di masa pamdemi COVID-19.
Terdapat sebanyak 270 daerah yang mengadakan pilkada
serentak termasuk Kabupaten 50 Kota Provinsi Sumatera Barat.
Dalam Pilkada yang di selenggarakan di masa pandemi ini
dapat kita lihat berbagai kepincangan yang terjadi baik mulai dari formulasi
penyelenggaraan, teknis penyelenggaraan, sampai edukasi politik hari ini tak
sedikitpun menyentuh masyarakat.
Hal ini merupakan kecatatan yang meresahkan masyarakat tatkala penyelenggara pilkada baik Banwaslu maupun
KPU tidak menjalankan peran dan fungsinya secara optimal sehingga hari ini
dapat kita lihat masayarakat masih buta
akan politik.
Terlebih dari hal itu terdapat hal yang lebih
mencengangkan lagi tatkala kita memahami
bahwasanya pemerintah menggelontorkan anggaran untuk partai politik sebagai biaya edukasi politik untuk
masyarakat, tapi sayangnya hari ini seperti yang kita lihat tidak sedikitpun
partai politik yang tidak menjalankan peran edukasi politik dan hanya terus
menerus membungkam masyarakat dalam gelap gulita tanpa adanya edukasi politik.
Lalu siapa yang harus di salahkan.?
Tentu ini menjadi hal yang harus di perhatikan oleh pihak pihak terkait yaitu pemerintah, penyelenggara pemilu, dan partai politik.
Hal ini merupakan deretan hirup pikuk permasalahan yang
terus tercecer tatkala penyelenggaraan pilkada dilaksanakan.
Namun ada hal yang lebih memprihatinkan ketika gelaran
Pilkada dilaksanakan di tahun 2020, berkenaan dengan modal masyarakat.
Kita ketahui bersama bahwa terdapat kelompok pemuda yang
memegang teguh independen, dan idealisme perjuangan selaku kontrol pemerintah sekaligus kaum yang
menyuarakan hak-hak rakyat yaitu
mahasiswa.
Namum akhir akhir ini mamasyarakat kembali merintih disaat
kaum yang di harapkan dapat menyuarakan aspirasi rakyat justru menjadi bagian
penghianat rakyat dengan menciptakan jurang pemisah antara masyarakat dan
pemerintah yaitu segelintir mahasiswa yang hari ini berada di barisan anggota
timses partai yang artinya idealisme perjuangan sudah di gadaikan kepada elit politik.
Dari hal itu dapatlah kita sikapi bersama sebagai bahan renungan dan menjadi PR besar untuk mahasiswa dan kaum pemuda agar sekiranya tetap teguh berada di garda terdepan untuk memperjuangkan dan kesejahteraan masyarakat, bukan malah bercumbu dengan kepentingan elit partai politik yang terus mempertahankan rumah besar oligarki yang terus tumbuh subur di saat rakyat tersungkur.***
Penulis : Meldi

Komentar