Waktu - Waktu Krusial Pilkada 2020

Iklan Semua Halaman

Banner Iklan Sariksa

.

Waktu - Waktu Krusial Pilkada 2020

Senin, 09 November 2020


HMIZONE.ID -
Tahun ini bahwasanya Indonesia mengadakan Pilkada  serentak 2020. Setelah di keluarkannya UU  Nomor 6 Tahun 2020 tentang penetapan  perpu nomor 2 tahun 2020 tentang Pilkada 2020 di masa pamdemi COVID-19.


Terdapat sebanyak 270 daerah yang mengadakan pilkada serentak termasuk Kabupaten 50 Kota Provinsi Sumatera Barat.


Dalam Pilkada yang di selenggarakan di masa pandemi ini dapat kita lihat berbagai kepincangan yang terjadi baik mulai dari formulasi penyelenggaraan, teknis penyelenggaraan, sampai edukasi politik hari ini tak sedikitpun menyentuh masyarakat.


Hal ini merupakan kecatatan yang meresahkan  masyarakat tatkala  penyelenggara pilkada baik Banwaslu maupun KPU tidak menjalankan peran dan fungsinya secara optimal sehingga hari ini dapat kita lihat  masayarakat masih buta akan politik.


Terlebih dari hal itu terdapat hal yang lebih mencengangkan  lagi tatkala kita memahami bahwasanya pemerintah menggelontorkan anggaran untuk partai  politik sebagai biaya edukasi politik untuk masyarakat, tapi sayangnya hari ini seperti yang kita lihat tidak sedikitpun partai politik yang tidak menjalankan peran edukasi politik dan hanya terus menerus membungkam masyarakat dalam gelap gulita tanpa adanya edukasi politik.


Lalu siapa yang harus di salahkan.?


Tentu ini menjadi hal yang harus di perhatikan oleh pihak pihak terkait yaitu pemerintah, penyelenggara pemilu, dan partai politik.


Hal ini merupakan deretan hirup pikuk permasalahan yang terus tercecer tatkala penyelenggaraan pilkada dilaksanakan.


Namun ada hal yang lebih memprihatinkan ketika gelaran Pilkada dilaksanakan di tahun 2020, berkenaan dengan modal masyarakat.


Kita ketahui bersama bahwa terdapat kelompok pemuda yang memegang teguh independen, dan idealisme perjuangan  selaku kontrol pemerintah sekaligus kaum yang menyuarakan  hak-hak rakyat yaitu mahasiswa.


Namum akhir akhir ini mamasyarakat kembali merintih disaat kaum yang di harapkan dapat menyuarakan aspirasi rakyat justru menjadi bagian penghianat rakyat dengan menciptakan jurang pemisah antara masyarakat dan pemerintah yaitu segelintir mahasiswa yang hari ini berada di barisan anggota timses partai yang artinya idealisme perjuangan sudah  di gadaikan kepada elit politik.


Dari hal itu dapatlah kita sikapi bersama sebagai bahan renungan dan menjadi PR besar untuk mahasiswa dan kaum pemuda agar sekiranya tetap teguh berada di garda terdepan untuk memperjuangkan dan kesejahteraan masyarakat, bukan malah bercumbu dengan kepentingan elit partai politik yang terus mempertahankan rumah besar oligarki yang terus tumbuh subur di saat rakyat tersungkur.***


Penulis : Meldi