Hmi Pekanbaru - Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat
Organisasi (HMI MPO) baru saja menyelenggarakan Kongres Ke XXX. Kongres ini
dilaksanakan pada 12 – 19 November 2015 di Kabupaten Tangerang, Banten.
Hasil
kongres ini menyatakan menerima laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar HMI
MPO 2013-2015, menghasilkan sejumlah rekomendasi dan program kerja, serta
menghasilkan Ketua Umum PB HMI MPO yang baru (periode 2015-2017) Muhammad
Fauzi. Pembahasan demi pembahasan dalam kongres berlangsung alot namun tetap
dalam suasana kekeluargaan.
Sebagai
Ketua Umum terpilih Muhammad Fauzi berharap kepada seluruh kader HMI MPO se-Indonesia
tetap solid dalam satu barisan untuk mengawal hasil kongres. Forum kongres
selain menjadi memilih pemimpin dua tahun kedepan juga sebagai ajang
konsolidasi nasional bagi seluruh cabang HMI MPO se-Indonesia.
“Ada
tiga poin penting yang akan didorong oleh HMI MPO ke depan. Pertama, mendorong
kedaulatan nusantara, kedua, menjadikan HMI sebagai pusat keunggulan bangsa,
ketiga, mendukung tumbuhnya Islam yang ramah, toleran, dan terbuka,” ujar
Muhammad Fauzi.
Muhammad
Fauzi yang juga merupakan mahasiswa program pasca sarjana ilmu politik
Universitas Indonesia menjelaskan terkait tiga poin tersebut.
Pertama, kedaulatan dianggap
sangat urgen, kedaulatan merupakan syarat utama kemandirian bangsa, kedaulatan
akan didorong pada aspek ekonomi, politik, dan budaya. Pada aspek ekonomi
kedaulatan diwujudkan dengan mendorong penguatan ekonomi dalam negeri,
khususnya ekonomi mikro. Pada aspek politik, bentuknya adalah mendorong
kebijakan politik pro-rakyat, bukan malah menguntungkan segelintir elit,
mendorong pemerintah agar keluar dari tekanan politik negara adidaya, dalam
dimensi budaya, menghidupkan kembali kearifan lokal sebagai ciri khas budaya
Indonesia, di sisi lain, mendorong seluruh elemen masyarakat untuk meredam
agresifitas budaya global yang berpotensi mengikis budaya lokal kita.
Kedua, menjadikan HMI
sebagai pusat keunggulan bangsa, hal tersebut sangat rasional dan realistis,
HMI punya modal besar untuk mewujudkan hal tersebut. Modal tersebut berasal
dari para kader HMI Se Indonesia, keragaman latar belakang akademik, penguasaan
wacana keilmuan dan gerakan, merupakan jaminan guna mewujudkan agenda besar
ini, hal tersebut semakin diperkuat dengan pengalaman lapangan yang didapatkan
dalam organisasi, jadi formulasinya adalah, kader HMI mapan secara akademik, menguasai
wacana keilmuan dan gerakan serta memiliki pengalaman lapangan yang layak.
Ketiga, mendukung tumbuhnya
Islam yang ramah, toleran, dan terbuka, hal ini dianggap penting mengingat
Indonesia adalah negara multi kultural, yang menghargai keberagaman, perlu
mendudukkan Islam dan Negara dalam kerangka saling melengkapi. Hal ini juga
sebagai manifestasi dari Islam rahmatan lilalamin. Pada posisi ini Islam tidak dijadikan
sebagai hamba keberagaman, tetapi Islam menjadi pengarah keberagaman, hasilnya
adalah keberagaman yang mampu dipertanggungjawabkan, Islam terbuka merupakan
nafas penyebaran Islam di Nusantara.
Dikutip dari Hminews.com


Komentar