Usai Aksi Tuntut Anas, Aktivis HMI MPO Pekanbaru Dilempari Pereman

Iklan Semua Halaman

Banner Iklan Sariksa

.

Usai Aksi Tuntut Anas, Aktivis HMI MPO Pekanbaru Dilempari Pereman

Sulthan
Jumat, 05 September 2014
Pekanbaru - Nasib sial kembali menimpa puluhan aktivis HMI MPO Pekanbaru. Sehari sebelumnya, lima aktivis HMI MPO mendapat tendangan dan tamparan dari oknum anggota Satpol PP, dan kini (14/8/14) mereka dilempari batu oleh sejumlah orang tak dikenal (OTK).


Usai menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Riau, mahasiswa HMI MPO Cabang Pekanbaru, Kamis (14/8/2014) bentrok dengan massa.


Namun bentrok ini berhasil diredam pihak kepolisian yang masih melakukan pengamanan. Udin salah seorang saksi mata mengatakan, setelah menyampaikan aspirasi, mahasiswa HMI MPO berniat membubarkan diri.



Namun setelah disamping gedung Badan Arsip dan Perpustakaan Wilayah (Puswil) Riau, mahasiswa dilempari batu oleh dua orang tidak dikenal menggukana sepeda motor, tidak berlangsung lama kembali dilempari batu dari sekelompok pemuda menggunakan mobil.



Saat akan melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian, tiba- tiba sekelompok massa datang, tidak berapa lama, muncul pertengkaran, sehingga menimbulkan suasana gaduh.



Kapolsek Sukajadi Kompol Zurinis yang saat itu masih berada di sekitar kantor Gubernur Riau dibantu beberapa personil kepolisian lainya datang mengamankan kejadian tersebut. 



Massa yang datang menghampiri mahasiswa diperkirakan pihak yang kurang senang dengan aksi mahasiwa yang mengkritik kepemimpinan Gubernur Riau Annas Maamun.



Sementara Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (kesbangpol), Nihzamul yang datang ke lokasi tidak mengetahui penyebab kejadian.

Dalam aksi ini HMI MPO Pekanbaru mendesak Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokrasi untuk mengusut Gubri, Kepala BKD dan Inspektorat Riau terkait indikasi nepotisme dalam mengangkat anak dan menantu pada jabatan penting di sejumlah dinas dan badan di lingkungan Pemprov setempat. Ketiga, aktivis HMI MPO mendesak KPK untuk mengusut Gubri Annas yang diduga terlibat korupsi, kolusi dan nepotisme.

Aksi ini dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian karena dianggap tidak berizin. Saat membubarkan aksi demonstrasi itu, lima anggota HMI MPO mengaku ditendang dan dipukul oleh oknum Satpol PP.