"Sesaat lalu,
pasukan Angkatan Laut Israel menaiki kapal-kapal yang sedang dalam
perjalanan menuju Jalur Gaza, berusaha menerobos blokade keamanan
maritim yang diberlakukan sesuai dengan hukum internasional," kata
militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Satu sumber keamanan Israel mengatakan kepada AFP,
tidak ada yang terluka selama penyergapan itu. Disebutkan, 15 orang
aktivis di kapal Irlandia Saoirse (Kebebasan) dan 12 aktivis di kapal
Kanada Tahrir (Pembebasan), yang berangkat dari Turki pada Rabu, dibawa
ke pelabuhan Ashdod di Israel selatan. "Para aktivis itu akan diserahkan
ke pihak berwenang imigrasi dan polisi di kementerian dalam negeri,"
kata militer.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok
Gelombang Kebebasan (Freedom Waves) pada Rabu mengatakan, armada kecil
itu akan berusaha melawan blokade kriminal yang terus diberlakukan
Israel terhadap Jalur Gaza. "Angin opini publik berada di belakang kami
dan pelayaran kami, yang memperkuat tekad kami untuk melawan blokade
ilegal terhadap 1,5 juta warga Gaza," kata Ehab Lotayef, penyelenggara
kapal Kanada tujuan Gaza.
Menurut penyelenggara, kedua kapal itu
membawa 27 orang, termasuk wartawan dan awak kapal, serta bantuan obat
senilai 30.000 dollar AS.
Aktivis melakukan upaya besar-besaran
untuk menerobos blokade Jalur Gaza pada Mei 2010 namun gagal karena
pasukan komando Israel melakukan penyerbuan mematikan terhadap armada
kapal mereka.
Armada kedua, yang disebut Freedom Flotilla II,
berusaha mencapai Gaza pada Juli tahun ini, namun menurut aktivis,
sejumlah kapal disabotaseoleh Israel dan rombongan kapal terakhir
disergap sebelum tiba di Gaza.
Israel telah berjanji akan
melakukan segala sesuatu untuk mencegah armada kapal internasional
mencapai Jalur Gaza, meski kapal-kapal itu mungkin tidak membawa
senjata.
Para pejabat Israel mengatakan, armada kapal bantuan
bisa digunakan sebagai selubung untuk membantu memasok senjata bagi
Hamas, kelompok pejuang garis keras Palestina yang menolak mengakui
Israel dan menembakkan roket serta mortir ke negara Yahudi tersebut.
Palestina menganggap blokade laut Israel itu tidak sah dan semakin memperparah ekonomi Gaza yang terbelakang.
Israel menjadi sorotan dunia setelah serangan mematikan terhadap armada kapal bantuan tujuan Gaza pada Mei 2010.
Laporan yang dikeluarkan Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada 22 September
menyebutkan, ada bukti jelas untuk mendukung penuntutan terhadap Israel
karena pembunuhan dan penyiksaan yang disengaja dalam serangan Mei yang
menewaskan sembilan aktivis Turki itu.
Israel menolak laporan itu
dengan menyebutnya sebagai bias dan mendukung satu pihak dan menekankan
bahwa mereka bertindak sesuai dengan hukum internasional.
Pasukan komando Israel menyerbu kapal-kapal dalam armada bantuan yang
menuju Jalur Gaza pada 31 Mei 2010. Sembilan aktivis Turki pro-Palestina
tewas dalam serangan di kapal Turki, Mavi Marmara, yang memimpin armada
kapal bantuan itu menuju Gaza.

Komentar